ALOPURINOL

Indikasi: 

Hiperurisemia seperti artritis gout, skin tophy, nefrolitiasis, kondisi malignan yang menyebabkan nefropati asam urat akut, gangguan enzim yang menyebabkan produksi asam urat berlebih, batu ginjal kambuhan akibat hiperurikosuria yang tidak teratasi dengan cairan, diet atau terapi lain.

Peringatan: 

Gangguan fungsi hati dan ginjal, terapi hipertensi atau insufisiensi jantung (diuretik atau penghambat ACE), hiperurisemia asimtomatik, serangan gout akut.

Interaksi: 

6-merkaptopurin dan azatioprin: diberikan seperempat dari dosis lazim 6-merkaptopurin dan azatioprin karena inhibisi xantin oksidase memperpanjang aktivitasnya. Vidarabin (adenin arabinosid): meningkatkan waktu paruh vidarabin. Salisilat dan urikosurik (probenesid): menurunkan aktifitas terapi alopurinol. Klorpropamid: meningkatkan resiko hipoglikemia berkepanjangan jika diberikan ketika fungsi ginjal buruk. Antikoagulan kumarin (warfarin): meningkatkan efek warfarin. Teofilin: menghambat metabolisme dari teofilin. Ampisilin atau amoksisilin: meningkatkan frekuensi ruam kulit. Siklopospamid, doksorubisin, bleomisin, prokarbazin, mekloroetamin: meningkatkan supresi sumsum tulang. Siklosporin: meningkatkan toksisitas siklosporin. Didanosin: meningkatkan kadar plasma didanosin menjadi dua kali lipat.

Kontraindikasi: 

Hipersensitivitas.

Efek Samping: 

Umum: ruam. Tidak umum: reaksi hipersensitivitas, mual, muntah, asimtomatik peningkatan uji fungsi hati yang asimtomatik. Jarang: hepatitis, sindroma Steven-Johnson. Sangat jarang: furunkulosis, agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia, angioimunoblastik limpadenopati, diabetes melitus, hiperlipidemia, depresi, koma, paralisis, ataksia, neuropati, parestesia, somnolen, sakit kepala, gangguan pengecapan, katarak, gangguan penglihatan, perubahan makular, vertigo, angina, bradikardi, hipertensi, hematesis berulang, steatorea, stomatitis, perubahan kebiasaan buang air besar, angioedema, alopesia, rambut berubah warna, hematuria, uremia, infertilitas pria, disfungsi ereksi, ginekomastia, udem, malaise, astenia, demam.

Dosis: 

Oral: satu kali sehari setelah makan. Dewasa, dosis awal 100 mg/ hari dapat ditingkatkan tergantung respon. 100-200 mg/hari untuk kondisi ringan; 300-600 mg/ hari untuk kondisi sedang - parah. Anak (dibawah 15 tahun), 100-300 mg per hari, respon terapi harus dipantau selama 48 jam dan penyesuaian dosis jika diperlukan. Gangguan fungsi ginjal: dosis awal maksimum 100mg/hari, dosis ditingkatkan jika konsentrasi serum asam urat tidak membaik. Gangguan fungsi ginjal berat: dosis maksimal 100mg/ hari atau gunakan dosis tunggal 100 mg pada interval lebih dari satu hari. Hemodialisis: 300-400 mg sesaat setelah hemodialisis. Gangguan fungsi hati: pengurangan dosis.