Informasi Tambahan dalam Penyerahan Obat
Dianjurkan agar pada proses penyerahan obat kepada pasien, selalu disertai dengan informasi tambahan mengenai peringatan atau hal-hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat. Beberapa contoh informasi tersebut diuraikan pada lampiran ini dengan penomoran tertentu yang dapat dijadikan acuan dalam memberikan informasi obat. Jika diperlukan, apoteker dapat memberi konseling kepada pasien.
Konseling diberikan sesuai umur, pengalaman, latar belakang dan pemahaman masing-masing pasien. Apoteker harus bisa memastikan bahwa pasien memahami cara meminum atau menggunakan obat. Harus dijelaskan misalnya beberapa akibat dari obat terhadap kemampuan memusatkan perhatian/ konsentrasi saat mengemudi atau bekerja, beberapa makanan atau obat yang dihindari, dan juga perlu dijelaskan apa saja yang harus dilakukan jika terdapat dosis yang terlupa. Berbagai hal lain, seperti kemungkinan timbulnya noda pada pakaian atau kulit yang disebabkan oleh obat juga perlu dijelaskan.
Untuk beberapa sediaan obat ada kebutuhan khusus untuk dilakukan konseling, seperti waktu minum obat atau cara pemberian obat yang khusus atau interaksi yang dapat terjadi dengan makanan atau obat lain. Jika dirasa perlu, dapat dilakukan konseling.
Obat diberikan dalam kemasan asli yang disertai brosur informasi obat untuk diketahui pasien. Label 10 bisa digunakan bila memang sesuai. Brosur-brosur mengenai cara penggunaan sediaan seperti tetes mata, salep mata, inhaler, dan supositoria juga tersedia dalam kemasan.
Cakupan Label informasi obat
Pada umumnya tidak ada anjuran untuk memberikan label informasi obat untuk pasien pada sediaan injeksi, karena umumnya semuanya akan diberikan oleh profesi kesehatan atau pasien yang telah mendapat instruksi dengan baik, seperti misalnya pasien diabetes IDDM yang menggunakan injeksi insulin secara rutin informasi yang tercantum belum tentu mencukupi, oleh karena itu, apoteker juga dianjurkan untuk menggunakan pengetahuannya dalam memberikan informasi untuk sediaan baru dan untuk obat-obat yang tidak mencantumkan informasi.
Pemberian informasi secara individu tidak perlu diberikan pada pemakaian antasid dalam jumlah besar. Jika tidak terdapat brosur, dan jika atas permintaan pasien, tidak dapat diberikan informasi secara langsung (verbal), petunjuk untuk melihat “dosis” harus digunakan pada label.
Kadang tidak semua informasi pada label dapat diberikan kepada pasien, harus disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada kondisi seperti ini, apoteker disarankan untuk sedapat mungkin memberikan konseling. Jika dokter menuliskan supaya tidak memberi informasi tambahan, maka tidak perlu ditambahkan informasi selain dari instruksi dokter.
Informasi tambahan pada label yang diberikan oleh apoteker bertujuan untuk melengkapi instruksi yang diberikan oleh dokter. Seperti misalnya “Kocok dahulu” , “Obat Luar”, “Simpan di tempat kering dan terlindung dari cahaya”. Selain itu, adapula informasi tambahan seperti “ Buang sisa obat …. hari setelah pembukaan” dan “Jangan gunakan setelah…” untuk obat antibiotik yang telah mengalami pencampuran, pengenceran dan sediaan topikal, dan untuk tetes mata.
Walaupun tidak tertulis pada daftar ini penggunaan label “Obat Luar” dan “Jauhkan dari jangkauan anak” adalah ketentuan umum yang berlaku pada semua obat. Label yang ditambahkan oleh apotik tidak boleh menghilangkan atau menutup label yang sudah tertempel pada obat.
Label informasi tambahan yang terdapat pada lampiran ini direkomendasikan untuk diberikan kepada pasien setelah melalui pertimbangan yang tepat, disesuaikan dengan obat yang diberikan.
Berikut ini label informasi tambahan yang dianjurkan :
1 |
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk |
2 |
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. |
3 |
Peringatan. Dapat menyebabkan rasa kantuk. Jika mengalami efek samping ini, jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. |
4 |
Peringatan. Hindari minuman beralkohol |
5 |
Jangan digunakan bersamaan dengan obat ini. |
6 |
Jangan minum obat-obat yang mengandung besi atau zink pada saat bersamaan dengan obat ini |
7 |
Jangan minum susu, obat yang tidak dapat dicerna, atau obat yang mengandung besi dan seng pada saat yang sama dengan obat ini |
8 |
Jangan menghentikan penggunaan obat ini kecuali atas anjuran dokter |
9 |
Gunakan dengan waktu yang teratur. Minum obat sampai habis kecuali mengalami efek samping yang tidak diinginkan. |
10 |
Peringatan. Ikuti instruksi yang diberikan selama pemakaian obat |
11 |
Hindari kulitdari paparan cahaya matahari atau cahaya lampu secara langsung |
12 |
Jangan menggunakan produk obat yang mengandung asetosal bersamaan dengan penggunaan obat ini |
13 |
Dilarutkan atau dicampur dengan air sebelum digunakan |
14 |
Obat ini menyebabkan urin berwarna |
15 |
Bahan mudah terbakar : jauhkan dari api atau nyala api |
16 |
Diletakkan di bawah lidah. Jangan pindahkan dari wadah aslinya. Tutup wadah dengan rapat. Buang setelah 8 minggu dibuka |
17 |
Jangan digunakan lebih dari ….. dalam 24 jam |
18 |
Jangan digunakan lebih dari ….. dalam 24 jam atau …… |
19 |
Peringatan. Menyebabkan rasa kantuk yang dapat berlanjut ke hari berikutnya. Jika mengalami efek samping ini jangan mengemudikan kendaraan atau menjalankan mesin. Hindari minum alkohol. |
21 |
Bersama makanan atau sesudah makan |
22 |
Setengah sampai satu jam sebelum makan |
23 |
Satu jam sebelum makan atau kondisi perut kosong |
24 |
Dihisap atau dikunyah |
25 |
Obat seluruhnya ditelan, tidak dikunyah |
26 |
Dilarutkan di bawah lidah |
27 |
Dengan menambahkan sejumlah besar air |
28 |
Disebarkan/dioleskan tipis-tipis |
29 |
Jangan menggunakan lebih dari 2 dosis setiap kali penggunaan. Jangan menggunakan lebih dari 8 dosis dalam waktu 24 jam. |
30 |
Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan yang mengandung parasetamol |
31 |
Mengandung asetosal dan parasetamol. Jangan digunakan bersamaan dengan sediaan lain yang mengandung parasetamol. |
32 |
Mengandung obat yang mirip asetosal |