Interferon alfa menunjukkan khasiat anti- tumor pada beberapa limfoma dan tumor padat. Sediaan interferon alfa juga digunakan dalam terapi hepatitis B kronis dan hepatitis C kronis, yang sebaiknya dikombinasikan dengan ribavirin.
Interferon alfa mempunyai peran dalam menginduksi regresi awal dari hemangioma pada bayi yang resisten terhadap kortikosteroid yang membahayakan jiwa.
Efek samping bergantung pada dosis. Tetapi, anoreksia, mual, flu like syndrome dan kelelahan sering sekali terjadi. Efek samping pada mata dan depresi juga dilaporkan. Mielosupresi dapat terjadi, terutama akan mempengaruhi jumlah granulosit. Masalah kardiovaskular (hipotensi, hipertensi dan aritmia) nefrotoksisitas dan hepatotoksisitas telah dilaporkan. Hiper-trigliseridemia, kadang- kadang berat, pernah terjadi; dianjurkan memonitor kadar lemak dalam darah. Efek samping lain adalah reaksi hipersensitivitas, abnormalitas tiroid, hiperglikemia, alopesia, ruam psoriasis, kebingungan, koma dan seizure (biasanya dengan dosis tinggi pada lansia)
Konjugasi polietilen glikol (pegylated), turunan interferon alfa (peginterferon alfa 2a dan penginterferon alfa 2b dapat digunakan, pegilasi (pegylation) meningkatkan ketersediaa n interferon dalam darah. Peginterferon digunakan untuk pengobatan hepatitis C kronik, dikombinasi dengn ribavirin. Peg interferon alfa-2a juga diindikasikan untuk terapi hepatitis kronik B.