Lihat keterangan di atas; sindroma pelepasan sitokin terjadi pada sebagian besar pasien, dan terutama terlihat selama pemberian infus pertama, biasanya selama satu sampai dua jam pertama, infiltrasi paru, gagal pernafasan akut, kekakuan, lisis tumor yang cepat, hiperurisemia, hiperkalemia, hiperfosfatemia, gagal ginjal akut, peningkatan LDH, gagal jantung kongestif, nekrolisis epidermis toksik, sindroma Stevens-Johnson, pireksia, bronkokonstriksi, anafilaksis.
Sangat umum: infeksi bakteri, infeksi virus, neutropenia, leukopenia, angioedema, mual, pruritus, ruam, demam, menggigil, astenia, sakit kepala, penurunan kadar immunoglobulin G (IgG). Umum: sepsis, pneumonia, infeksi karena demam, herpes zoster, infeksi saluran pernafasan, infeksi jamur, infeksi yang tidak diketahui sebabnya, anemia, trombositopenia, hipersensitivitas, hiperglikemia, penurunan berat badan, edema perifer, edema pada wajah, penurunan LDH, hipokalemia, parestesia, hipoestesia, agitasi, insomnia, vasodilatasi, pusing, kecemasan, gangguan lakrimasi, konjungtivitis, tinnitus, nyeri pada telinga, infark miokard, aritmia, fibrilasi atrium, takikardia, gangguan jantung, hipertensi, hipotensi ortostatik, hipotensi, bronkospasme, penyakit pernafasan, nyeri dada, dyspnea, batuk, rhinitis, muntah, diare, nyeri abdomen, disfagia, stomatitis, konstipasi, dispepsia, anoreksia, iritasi tenggorok, urtikaria, kebotakan, berkeringat, keringat di malam hari, hipertonia, myalgia, atralgia, nyeri punggung, nyeri leher, nyeri, nyeri tumor, ruam, malaise, sindrom dingin. Tidak umum: gangguan koagulasi, anemia aplastik sementara, anemia hemolitik, limfadenopati, depresi, kegugupan, disgeusia, kegagalan ventrikel kiri, takikardia supraventricular, angina, iskemik, bradikardi, asma, bronkiolitis obliterans, gangguan paru-paru, hipoksia, pembesaran abdomen, nyeri pada lokasi infus.