DESMOPRESIN
diabetes insipidus sentral; enuresis nokturnal primer pada anak usia 5 tahun atau lebih; nokturia pada dewasa disebabkan poliuria nokturnal (produksi urin pada malam hari melebihi kapasitas kandung kemih).
Pada saat terapi enuresis nokturnal primer dan nokturia, konsumsi cairan agar dikurangi semaksimal mungkin pada 1 jam sebelum atau 8 jam sesudah pemberian obat agar tidak terjadi retensi cairan dan/atau hiponatremia (sakit kepala, mual/muntah, penambahan berat badan dan konvulsi); penggunaan pada lansia tidak dianjurkan karena potensi yang tinggi untuk terjadi hiponatremia. Peningkatan risiko hiponatremia terjadi juga pada pasien dengan hasil pemeriksaan urin-24 jam diatas 2,8-3 liter.
hati-hati penggunaan bersamaan dengan anti depresan trisiklik, SSRI, klorpromazin, karbamazepin, AINS– hindari hiponatremia– monitor kadar natrium serum. Pemberian bersamaan dengan anti depresan trisiklik, SSRI, klorpromazin, karbamazepin, AINS, loperamid (obat yang memperlambat gerakan pencernaan) dapat memperkuat efek desmopresin sehingga meningkatkan risiko akumulasi cairan yang abnormal. Dimetikon mengurangi absorpsi desmopresin; Makanan (27% lemak) yang dikonsumsi bersama atau 1,5 jam sebelum desmopresin, dapat mengurangi kecepatan dan jumlah absorpsi desmopresin sebanyak 40%.
polidipsia psikogenik dan polidipsia karena kebiasaan (sehingga menyebabkan produksi urin lebih dari 40 ml/kg/24 jam; riwayat penyakit jantung atau kondisi lain yang memerlukan terapi diuretik; gangguan fungsi ginjal sedang hingga berat (bersihan kreatinin dibawah 50 ml/min); gangguan sekresi ADH; hiponatremia; hipersensitif.
jika tidak dilakukan bersama dengan pengurangan cairan, dapat terjadi retensi cairan dan hiponatremia, dengan atau tanpa gejala awal seperti sakit kepala, mual, muntah, penurunan kadar natrium serum, penambahan berat badan, konvulsi (pada kasus yang parah). Terapi diabetes insipidus dan enuresis nokturnal primer: Umum terjadi (> 1/100): sakit kepala, nyeri abdomen, mual Terapi nokturia: Umum terjadi (> 1/100): hiponatremia, pusing, edema perifer, urinasi lebih sering, nyeri perut, mulut kering, penambahan berat badan.
Oral :
Diabetes insipidus sentral, DEWASA dan ANAK-ANAK: dosis awal 0,1 mg 3 kali sehari; dosis disesuaikan tergantung respon klinik, pada rentang dosis 0,2–1,2 mg per hari. Dosis optimal, 0,1-0,2 mg 3 kali sehari. Jika terjadi retensi cairan/hiponatremia, terapi dihentikan dan dosis disesuaikan.
Enuresis nokturnal primer, dosis awal: 0,2 mg pada malam hari. Dapat ditingkatkan hingga 0,4 mg. Terapi dievaluasi setelah 3 bulan dengan cara dihentikan selam 1 minggu. Jika terjadi retensi cairan, terapi dihentikan.
Nokturia, dosis awal: 0,1 mg pada malam hari. Jika dosis tidak efektif setelah 1 minggu, dapat ditingkatkan hingga 0,2 mg dan kemudian 0,4 mg dengan selang waktu seminggu. Tidak direkomendasikan untuk digunakan pada lansia. Namun, jika tetap diperlukan, harus didahului dengan pemeriksaan kadar natrium sebelum terapi dan 3 hari setelah terapi dimulai. Jika terjadi retensi cairan dan/atau hiponatremia, terapi harus dihentikan.
Jika tidak terjadi efek yang diharapkan dalam 4 minggu, terapi dihentikan.