Kerja utama sulfonilurea adalah meningkatkan sekresi insulin sehingga efektif hanya jika masih ada aktivitas sel beta pankreas; pada pemberian jangka lama sulfonilurea juga memiliki kerja di luar pankreas. Semua golongan sulfonilurea dapat menyebabkan hipoglikemia, tetapi hal ini tidak biasa terjadi dan biasanya menandakan kelebihan dosis. Hipoglikemia akibat sulfonilurea dapat menetap berjam-jam dan pasien harus dirawat di rumah sakit.
Sulfonilurea digunakan untuk pasien yang tidak kelebihan berat badan, atau yang tidak dapat menggunakan metformin. Pemilihan sulfonilurea diantara obat yang ada ditentukan berdasarkan efek samping dan lama kerja, usia pasien serta fungsi ginjal. Sulfonilurea kerja lama klorpropamid dan glibenklamid lebih sering menimbulkan hipoglikemia; oleh karena itu untuk pasien lansia obat tersebut sebaiknya dihindari dan sebagai alternatif digunakan sulfonilurea kerja singkat, seperti gliklazid atau tolbutamid. Klorpropamid juga mempunyai efek samping lebih banyak daripada sulfonilurea lain (lihat keterangan di bawah) sehingga penggunaannya tidak lagi dianjurkan.
Jika kombinasi antara diet ketat dan terapi sulfonilurea gagal, pilihan lain meliputi:
- Kombinasi dengan metformin (bagian 6.1.2.2) (laporan peningkatan risiko bahaya penggunaan kombinasi ini belum diketahui pasti);
- Kombinasi dengan akarbosa (bagian 6.1.2.3), mungkin memberikan manfaat sedikit, tetapi flatulensi dapat menjadi masalah;
- Kombinasi dengan pioglitazon, lihat bagian 6.1.2.3;
- Kombinasi dengan insulin isophane pada waktu tidur malam (bagian 6.1.1), tetapi dapat terjadi peningkatan berat badan dan hipoglikemia.
Terapi insulin sebaiknya diberikan secara sementara selama sakit yang intercurrent (misalnya infark miokard, koma, infeksi dan trauma). Sulfonilurea tidak boleh diberikan pada pagi hari pembedahan, untuk itu diperlukan insulin karena dapat terjadi hiperglikemia pada keadaan ini.
Peringatan: Sulfonilurea dapat meningkatan berat badan dan diresepkan hanya jika kontrol buruk dan gejala tidak hilang walaupun sudah melakukan upaya diet yang memadai. Metformin (bagian 6.1.2.2) dipertimbangkan sebagai obat pilihan untuk pasien kelebihan berat badan. Hati-hati digunakan pada pasien lansia dan pada pasien dengan gangguan fungsi hati (lampiran 2) dan ginjal ringan hingga sedang (lampiran 3) karena bahaya hipoglikemia. Tolbutamid kerja singkat dapat digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal, begitu juga glikuidon dan gliklazid yang dimetabolisme di hati, tetapi diperlukan monitoring kadar glukosa darah, diperlukan dosis terkecil yang menghasilkan kontrol glukosa darah yang cukup.
Kontraindikasi: Sulfonilurea sedapat mungkin dihindari pada gangguan fungsi hati (lampiran 2); gagal ginjal (lampiran 3) dan pada porfiria. Sulfonilurea sebainya tidak digunakan pada ibu menyusui dan selama kehamilan sebaiknya diganti dengan terapi insulin (lihat juga lampiran 4). Sulfonilurea dikontraindikasikan jika terjadi ketoasidosis.
Efek samping: umumnya ringan dan jarang, diantaranya gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan konstipasi. Klorpropamid memiliki efek samping lebih banyak karena durasi kerjanya yang lama dan risiko hipoglikemia sehingga tidak lagi digunakan. Juga dapat menyebabkan muka kemerahan setelah minum alkohol; efek ini tidak terjadi pada sulfonilurea lain. Klorpropamid juga dapat meningkatkan sekresi hormon antidiuretik dan sangat jarang menyebabkan hiponatremia (hiponatremia juga dilaporkan pada glimepirid dan glipizid).
Sulfonilurea dapat menyebabkan gangguan fungsi hati, yang mungkin menyebabkan jaundice kolestatik, hepatitis dan kegagalan fungsi hati meski jarang. Dapat terjadi reaksi hipersensitifitas, biasanya pada minggu ke 6-8 terapi, reaksi yang terjadi berupa alergi kulit yang jarang berkembang menjadi eritema multiforme dan dermatitis eksfoliatif, demam dan jaundice; jarang dilaporkan fotosensitivitas dengan klorpropamid dan glipizid. Gangguan darah juga jarang yaitu leukopenia, trombositopenia, agranulositosis, pansitopenia, anemia hemolitik, dan anemia aplastik.