Gerakan anti-rokok adalah cara yang efektif untuk menurunkan angka kesakitan dan memperpanjang usia. Perokok disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan ditawarkan bantuan bila yang bersangkutan berniat untuk menghentikan kebiasaan tersebut, dengan pengawasan bila diperlukan. Bila memungkinkan, perokok sebaiknya memiliki akses ke klinik berhenti merokok untuk mendapatkan bantuan perubahan perilaku. Terapi sulih nikotin dan bupropion adalah cara yang efektif untuk berhenti merokok bagi mereka yang merokok lebih dari 10 batang rokok sehari. Bupropion digunakan sebagai antidepresan, namun cara kerja bupropion dalam penghentian merokok masih belum jelas, kemungkinan melibatkan efek pada noradrenalin dan neurotransmisi dopamin. Terapi sulih nikotin digolongkan sebagai terapi farmakologis pilihan dalam penanganan berhenti merokok.
Merokok sebaiknya dihentikan sepenuhnya sebelum memulai rejimen berhenti merokok, termasuk terapi sulih nikotin. Bila belum dapat total berhenti merokok, sediaan nikotin sebagai bagian dari program berhenti merokok sebelum berhenti total dapat digunakan; dan rejimen berhenti merokok dapat diberikan selama program berhenti merokok berjalan.
Panduan terapi sulih nikotin dan bupropion dalam program berhenti merokok Direkomendasikan bahwa terapi sulih nikotin dan bupropion hanya diberikan bagi perokok yang berkomitmen untuk berhenti merokok dengan target waktu tertentu. Perokok sebaiknya ditawarkan bantuan saran dan dukungan dalam membantu usaha berhenti merokok.
Pemilihan terapi bantuan berhenti merokok dilakukan berdasarkan kepatuhan perokok, ketersediaan konseling dan dukungan, pengalaman upaya berhenti merokok sebelumnya, kontraindikasi dan efek samping dari produk, dan pilihan atau usulan perokok itu sendiri.
Persediaan awal obat yang diresepkan sebaiknya mencukupi hingga 2 minggu setelah tanggal target berhenti merokok; biasanya terdiri atas 2 minggu terapi sulih nikotin atau 3-4 minggu dengan bupropion. Peresepan kedua dapat diberikan hanya bila perokok tetap melakukan usaha berhenti merokok.
Belum ada bukti yang cukup untuk merekomendasikan penggunaan kombinasi terapi sulih nikotin dengan bupropion.
Saran mengenai bupropion
Bupropion dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat kejang atau gangguan kebiasaan makan, tumor SSP, atau mereka yang mengalami gejala akut penghentian alcohol atau benzodiazepin. Bupropion tidak boleh diberikan pada pasien yang mempunyai faktor risiko lain terjadi kejang, kecuali manfaat berhenti merokok melebihi risiko tersebut. Faktor yang meningkatkan risiko kejang termasuk pemberian berulang obat yang dapat menurunkan ambang kejang (contoh antidepresan, antimalaria (seperti meflokuin dan klorokuin), antihistamin sedatif, kortikosteroid sistemik, teofilin, tramadol), penyalahgunaan alkohol, riwayat trauma kepala, diabetes mellitus, dan penggunaan stimulan dan anorektik.