Kebanyakan infeksi lokal diobati dengan sediaan topikal. Terapi sistemik (lihat 5.3) diperlukan untuk infeksi kuku atau kulit kepala atau infeksi kulit yang meluas dan menyebar atau sukar diatasi. Sebaiknya dilakukan uji kerok kulit bila dipertimbangkan terapi sistemik atau diagnosis masih meragukan.
DERMATOFITOSIS. Infeksi ringworn dapat mengenai kepala (tinea capitis), badan (tinea corporis), selangkangan (tinea cruris), tangan (tinea manuum), kaki (tinea pedis, athlete’s foot), atau kuku (tinea unguium). Tinea capitis sering terjadi pada masa kanak-kanak. Infeksi pada kulit kepala diobati sistemik (lihat 5.3), sebagai tambahan antijamur topikal dapat digunakan untuk mengurangi resiko penyebaran. Kebanyakan infeksi ringworn lokal lainya dapat diobati dengan sediaan antijamur (termasuk sampo). Semua antijamur imidazol seperti klotrimazol, ekonazol, ketokonazol, mikonazol, dan sulkonazol efektif. Krim terbinafin juga efektif. Antijamur topikal lain adalah amorolfin, griseofulvin dan undececonat. Salep asam benzoat (Whitfield’s salep) juga dapat digunakan untuk infeksi ringworn tetapi secara kosmetik kurang dapat diterima dibandingkan sediaan dengan nama dagang. Sampo mengandung selenium sulfida atau ketokonazol dapat digunakan pada awal terapi untuk mengurangi risiko perpindahan infeksi. Anak lain dalam keluarga yang sama sebaiknya diterapi juga dengan sampo antijamur.
Serbuk tabur anti jamur hanya sedikit memberi manfaat pada infeksi jamur pada kulit dan mengakibatkan iritasi kulit; tetapi mungkin diperlukan untuk mencegah infeksi ulang. Infeksi tinea pada kuku selalu diobati secara sistemik; penggunaan topikal amorolfine atau tiokonazol efektif untuk pengobatan onychomycosis yang masih baru, apabila infeksi masih ringan dan maksimal 2 kuku terkena. Infeksi tinea corporis dan tinea pedis pada anak memberikan respon terhadap sediaan topikal imidazol (klotrimazol,ekonazol,ket okonazol,mikonazol atau sulkonazol) atau krim terbinafin. Nistatin kurang efektif mengatasi tinea.
PITYRIASIS VERSICOLOR. Pityriasis (tinea) versicolor dapat diobati dengan sampo ketokonazol.
Antijamur topikal golongan imidazol yaitu klotrimazol, ekonazol,ketokonazol,mikonazol, dan sulkonazol serta terbinafin topikal merupakan alternatif namun memerlukan jumlah yang banyak. Jika pengobatan secara topikal gagal, atau jika infeksi semakin menyebar luas, pityriasis versicolor diobati secara sistemik dengan antijamur golongan triazol. Kekambuhan umum terjadi terutama pada keadaan immune-compromised.
KANDIDIASIS. Infeksi kandida pada kulit dapat diobati dengan antijamur imidazol seperti klotrimazol, ekonazol, ketokonazol, mikonazol, dan sulkonazol; serta terbinafin topikal sebagai alternatif. Pemakaian nistatin topikal juga efektif untuk kandidiasis tetapi tidak efektif untuk dermatofitosis. CHEILITIS ANGULAR. Salep nistatin digunakan untuk fisura cheilitis angular yang disebabkan kandida.
SEDIAAN CAMPURAN TOPIKAL. Kombinasi imidazol dan kortikosteroid ringan (1%) dapat digunakan untuk pengobatan eksim intertrigo dan dalam beberapa hari pertama pada inflamasi berat infeksi ringworn. Kombinasi kortikosterid ringan dan imidazol lain atau nistatin dapat digunakan untuk pengobatan intertrigo yang disebabkan kandida.
Perhatian: hindari kontak dengan mata dan mukosa membran.
Efek samping: ritasi lokal dan reaksi hipersensitif, sedikit rasa panas, eritema dan gatal. Pengobatan dihentikan bila efek samping bertambah berat.
Antijamur lain yang beredar di Indonesia antara lain: bifonazole (Mycospor-Bayer) oksikonazol nitrat (Oceral-Roche) haloprogin (Polik-Meiji), klotrimazol (Canesten-Bayer), mikonazol nitrat (Daktarin-Janssen).